Jumat, 02 November 2012

Pedagang kerajinan bambu bengkulu semakin surut


Barang-barang  tradisional yang terbuat dari bambu merupakan produk yang semakin sulit dicari disaat semakin majunya perkembangan kota, tidak sedikit dari masyarakat bengkulu yang tertarik ingin menggeluti usaha ini. Usaha ini memang diperlukan ketrampilan dan ketekunan yang sangat terlatih terutama dalam mengolah bilah-bilah bambu yang dibentuk menjadi barang yang bernilai.
Sebagian besar masyarakat ataupun pedagang kerajinan bambu  lebih memilih untuk membeli barang jadi dari luar kota  Bengkulu seperti  jawa, dikarenakan kurangnya sumber daya yang handal untuk meguasai dibidang ini.
Menurut sukamto (71 ) pedagang kerajinan bambu dijalan s.parman,padangharapan, dibengkulu sendiri masih sangat sulit untuk menemukan kerajinan-kerajinan seni seperti ini, masyarakat lebih memilih barang furniture yang bersifat lebih modren, seperti yang kita ketahui bakul nasi yang dahulunya terbuat dari anyaman bambu kini sudah memakai bahan berjenis alumunium dan plastik, selain itu hiasan lampu yang terbuat dari bambu sekarang kian tenggelam bahkan kian dilupakan karena banyak produk-produk dari luar yang lebih berkesan mewah.
“ Anyaman-anyaman yang saya jual sering diminati oleh sebagaian masyarakat bahkan pernah ada yang mendesain rumahnya dengan dekorasi desa seperti membeli hasil anyaman bambu saya , untuk promosi saja bila ada kegiatan pameran seperti bengkulu expo waktu itu, yang banyak memesan disini kebanyakan para penjual  makanan tradisional karena barang-barang disini sangat menunjang untuk desain suasana desa, seperti bilik bambu ataupun tudung yang terbuat dari anyaman bambu. dibengkulu saat ini masih kurang tertarik untuk membuka usaha seperti ini, padahal banyak keuntungan bila banyak dikenal dimata masyarakat” ujar pria asal wonosobo ini.
Ia menambahkan bila kerajinan bambunya dahulu sering dijadikan salah satu pelengkap saat acara-acara tertentu,” biasanya kalo mau ada yang mau kendurian(hajatan)sering memesan kesini kebanyakan adat jawa yang lebih memilih menggunakan anyaman dari bambu” tambahnya.
Sukamto sendiri menjual barang-barangnya dengan hargai sesuai, dikarenakan anyaman bambu seni yang dibuat dari tangan bukan dari mesin, untuk tudung nasi yang ukuran besar ia jual Rp.60.000,- selain itu hiasan-hiasan lampu seperti lampion dan lampung teplok( lampu dinding) bisa ia jual hingaRp.50.000,- tergantung dengan kerumitan anyaman, ia pun menjual bilik bambu untuk ukuran besar yang dianyam dengan motif yang unik, untuk penjualannya ia menghitungnya dari ukuran panjang bilik bambu tersebut, untuk ukuran 4 meter bisa ia jual dengan harga Rp.80.000,-.
Saat ini sukamto masih kesulitan untuk mencari tenaga kerja ahli,” kadang kalo ada yang pesan kursi dari bambu butuh waktu untuk mengerjakannya karena keterbatasan tenaga disini, memang untuk harga kursi cukup lumayan bisa mencapai Rp.1.300.000,- untuk satu set kursi dan meja, kadang-kadang juga ada yang mendadak memesan tirai dari bambu, kalo lagi kosong terpaksa pembeli harus menunggu contohnya pembeli dari linggau waktu lalu, kesulitan lainnya dibengkulu masih sedikit dijumpai bambu hitam( wulung dalam bahasa jawa) terpaksa untuk mendapatkanya saya memesan di jogjakarta, karena memang bambu ini sendiri memiliki ketahan yang kuat dan tidak mudah pecah dan bisa dianyam, seperti bilik anyaman bambu yang saya tidak mudah rusak karena menggunakan bambu wulung itu” tambahnya.

Menurutnya permintaan barang kerajinan dari bambu tak sebanyak dulu walaupun kadang-kadang ada yang dari curup, linggau dan arga makmur untuk kesini membeli barang tersebut, ditambah lagi  dari tenaga ahli sendiri kurang memadai, banyak kalangan tua yang rajin untuk membuka usaha anyaman bambu dikarenakan anak muda sudah kurang meminati kerajinan seperti ini.
“ kebanyakan anyaman bambu-bambu yang ada dibengkulu memesan dengan saya karena tidak ada lagi yang membuka usaha ini, karena kualitas barang disini bagus terutama bambunya didatangkan dari jogjakarta, walaupun semakin berkembangnya barang-barang yang menyaingi kerajinan anyaman bambu akan tetapi pasti tetap akan saya kembangkan agar tidak hilang dimata masyarakat bengkulu, “ tutupnya.(Mg-Amd)

4 komentar:

  1. Mungkin harus tambah jenis kerajinannya seperti lampu hias dll

    BalasHapus
  2. Alamatnya di sebakul dimana ya?

    BalasHapus
  3. ncie info sangat bagus dibaca makasih

    Elever SEO

    BalasHapus
  4. Apakah ada dinding ghedeg ( anyaman bamgbu? )

    BalasHapus