Jumat, 02 November 2012

Batu hias kian diminati


Batu-batu hias
Batu-batu hias ataupun batu alam kini sering diminati masyarakat bengkulu selain karena keindahan dari batu sendiri juga dapa dijadikan sebagai barang interior didalam rumah tidak hanya dijadikan sebagai hiasan mata cincin, batu-batu ini kian menjadi properti berkelas bagi kalangan menengah keatas.
“ Batu kecubung, batu teratai, batu kadarasam paling sering diminati pelanggan karena bentuk dan permukaan batu yang licin dengan warna yang alami, selain itu dengan bentuknya yang beragam dan unik tak jarang jadi buruan bagi yang benar-benar ingin membeli batu-batu ini, bagi sebagian pencinta seni batu hias mungkin lebih meminati batuan yang unik karena sangat bagus untuk mempercantik rumah” ujar yudi penjual  batu hias dijalan rafflesia, penurunan, Bengkulu.
Rata-rata dalam jangka beberapa bulan usaha milik yudi ini sudah sering dipesan bahkan telah meningkat, menurutnya masih sedikitnya para penjual batu hias membuat usahanya lebih laku dipasaran, ia pun sendiri menambahkan dalam penjualan batu tidak selamanya dipesan dari kalangan pemburu properti  karena para pengrajin cincin sering meminati batu-batu miliknya untuk dijadikan cincin batu akik.
“Batuan hias memang memiliki kesan mewah bila digunakan sebagai dekorasi rumah berbeda dengan batuan yang telah diukir, tentunya akan menghilangkan unsur alaminya. Untuk batu-batu ini saja saya dapatkan dari berbagai tempat mulai dari pegunungan, kali atau sungai, hingga pantai. biasanya batu kali paling sering diminati karena bentuk dan warnanya yang unik, tidak mudah untuk mendapatkan batuan-batuan yang bagus dan mempunyai nilai jual, saya sendiri harus sampai ke daerah seluma hingga curup untuk mencarinya karena sesuai dengan jenis batu pastinya sulit juga untuk didapatkan” tambahnya.
Batu hias miliknya mempunyai beragam jenis dari yang ukuran besar hingga kecil, dan bentuk warna yang unik sampai berbentuk yang aneh, ia pun mengatakan untuk batu termurah diusahanya bisa mencapai Rp.200.000,- dan bila batu tersebut bila sangat bagus dihargai hingga jutaan rupiah.
“untuk saat ini mungkin masih sangat sedikit yang ingin mengembangkan usaha batu akik padahal usaha ini mempunyai omset yang sangat menguntungkan, banyak batuan yang ada sering dijual adalah batu alam yang kurang bagus kualitasnya, sekarang ini hanya seni pahat yang mulai banyak, selain itu batu hias juga sering digunakan untuk pengrajin batu akik, asalkan dengan tekun kita menggerakan usaha pasti bisa terus berkembang” ujar yudi.
Batu hias merupakan batuan yang memiliki nilai jual yang sangat menguntungkan, yudi pun merasakan dalam beberapa bulan terakhir usaha telah mengalami peningkatan 20%, kebanyakan kaum ibu-ibu yang menginginkan batuan yang layak untuk digunakan properti hiasan rumah, selain itu para kalangan laki-laki lebih meminati untuk dijadikan batu akik untuk dijadikan hiasan cincin, karena dengan membeli batu tersebut tentunya bisa dibuat dengan jumlah yang sangat banyak, dikarenakan  untuk sebuah cincin saja hanya dibutuhkan ukuran batu yang kecil belum lagi bila batu tersebut dalam ukuran besar bisa dibuat dalam jumlah banyak.(Mg-Amd) 


Pedagang kerajinan bambu bengkulu semakin surut


Barang-barang  tradisional yang terbuat dari bambu merupakan produk yang semakin sulit dicari disaat semakin majunya perkembangan kota, tidak sedikit dari masyarakat bengkulu yang tertarik ingin menggeluti usaha ini. Usaha ini memang diperlukan ketrampilan dan ketekunan yang sangat terlatih terutama dalam mengolah bilah-bilah bambu yang dibentuk menjadi barang yang bernilai.
Sebagian besar masyarakat ataupun pedagang kerajinan bambu  lebih memilih untuk membeli barang jadi dari luar kota  Bengkulu seperti  jawa, dikarenakan kurangnya sumber daya yang handal untuk meguasai dibidang ini.
Menurut sukamto (71 ) pedagang kerajinan bambu dijalan s.parman,padangharapan, dibengkulu sendiri masih sangat sulit untuk menemukan kerajinan-kerajinan seni seperti ini, masyarakat lebih memilih barang furniture yang bersifat lebih modren, seperti yang kita ketahui bakul nasi yang dahulunya terbuat dari anyaman bambu kini sudah memakai bahan berjenis alumunium dan plastik, selain itu hiasan lampu yang terbuat dari bambu sekarang kian tenggelam bahkan kian dilupakan karena banyak produk-produk dari luar yang lebih berkesan mewah.
“ Anyaman-anyaman yang saya jual sering diminati oleh sebagaian masyarakat bahkan pernah ada yang mendesain rumahnya dengan dekorasi desa seperti membeli hasil anyaman bambu saya , untuk promosi saja bila ada kegiatan pameran seperti bengkulu expo waktu itu, yang banyak memesan disini kebanyakan para penjual  makanan tradisional karena barang-barang disini sangat menunjang untuk desain suasana desa, seperti bilik bambu ataupun tudung yang terbuat dari anyaman bambu. dibengkulu saat ini masih kurang tertarik untuk membuka usaha seperti ini, padahal banyak keuntungan bila banyak dikenal dimata masyarakat” ujar pria asal wonosobo ini.
Ia menambahkan bila kerajinan bambunya dahulu sering dijadikan salah satu pelengkap saat acara-acara tertentu,” biasanya kalo mau ada yang mau kendurian(hajatan)sering memesan kesini kebanyakan adat jawa yang lebih memilih menggunakan anyaman dari bambu” tambahnya.
Sukamto sendiri menjual barang-barangnya dengan hargai sesuai, dikarenakan anyaman bambu seni yang dibuat dari tangan bukan dari mesin, untuk tudung nasi yang ukuran besar ia jual Rp.60.000,- selain itu hiasan-hiasan lampu seperti lampion dan lampung teplok( lampu dinding) bisa ia jual hingaRp.50.000,- tergantung dengan kerumitan anyaman, ia pun menjual bilik bambu untuk ukuran besar yang dianyam dengan motif yang unik, untuk penjualannya ia menghitungnya dari ukuran panjang bilik bambu tersebut, untuk ukuran 4 meter bisa ia jual dengan harga Rp.80.000,-.
Saat ini sukamto masih kesulitan untuk mencari tenaga kerja ahli,” kadang kalo ada yang pesan kursi dari bambu butuh waktu untuk mengerjakannya karena keterbatasan tenaga disini, memang untuk harga kursi cukup lumayan bisa mencapai Rp.1.300.000,- untuk satu set kursi dan meja, kadang-kadang juga ada yang mendadak memesan tirai dari bambu, kalo lagi kosong terpaksa pembeli harus menunggu contohnya pembeli dari linggau waktu lalu, kesulitan lainnya dibengkulu masih sedikit dijumpai bambu hitam( wulung dalam bahasa jawa) terpaksa untuk mendapatkanya saya memesan di jogjakarta, karena memang bambu ini sendiri memiliki ketahan yang kuat dan tidak mudah pecah dan bisa dianyam, seperti bilik anyaman bambu yang saya tidak mudah rusak karena menggunakan bambu wulung itu” tambahnya.

Menurutnya permintaan barang kerajinan dari bambu tak sebanyak dulu walaupun kadang-kadang ada yang dari curup, linggau dan arga makmur untuk kesini membeli barang tersebut, ditambah lagi  dari tenaga ahli sendiri kurang memadai, banyak kalangan tua yang rajin untuk membuka usaha anyaman bambu dikarenakan anak muda sudah kurang meminati kerajinan seperti ini.
“ kebanyakan anyaman bambu-bambu yang ada dibengkulu memesan dengan saya karena tidak ada lagi yang membuka usaha ini, karena kualitas barang disini bagus terutama bambunya didatangkan dari jogjakarta, walaupun semakin berkembangnya barang-barang yang menyaingi kerajinan anyaman bambu akan tetapi pasti tetap akan saya kembangkan agar tidak hilang dimata masyarakat bengkulu, “ tutupnya.(Mg-Amd)

Budidaya anggrek peluang usaha meraup rupiah


 Budidaya anggrek saat ini tergolong masih sangat baru bagi kalangan pengusaha tanaman hias terlebih lagi ragam anggrek sangat banyak saat ini, khususnya bengkulu juga memiliki anggrek khas tersendiri yakni Vanda hookeriana, salah satu tanaman hias yang memiliki nilai jual yang tergolong tinggi selain keunikan dan jenis yang begitu indah membuat pecinta tanaman hias ingin memilikinya.
Anggrek vanda hookeriana sendiri salah satu tanaman yang saat ini menjadi andalan dikota bengkulu, Ogi salah satu pembudidaya anggrek jalan kinibalu kebun tebeng bengkulu mengatakan bahwa dalam melakukan penanaman anggrek ini tidak terlalu sulit asalkan selalu rutin dalam perawatan.
“ kondisi lingkungan ataupun cuaca bukanlah halangan untuk membuka usaha anggrek, saat ini diperlukan kreativitas, dan sudah tentu keadaan lingkungan penanaman anggrek harus disesuaikan dengan habitatnya aslinya  contohnya saja bila cuaca panas kita harus mampu mengakalinya dengan paranet agar cahaya matahari tidak menembak langsung , peranan paranet juga sangat efektif mengatur intensitas sinar matahari  dan jika cuaca hujan saat ini kita harus tetap menjaga keadaannya dan paranetlah yang berperan untuk menompang secara langsung agar tetesan air hujan tidak merusak bakal bunga yang akan mulai tumbuh selain itu mencegah gangguan dari luar tanaman seperti halnya dari serangan hama siput” ujarnya
Bengkulu masih tergolong masih sangat sedikit untuk meminati budidaya anggrek ini, bahkan banyak peminat tanaman hias masih enggan untuk menanannya dengan alasan sulit untuk mengembangkannya, anggrek perlu perawatan tersendiri berbeda dengan bibit-bibit seperti tanaman hias.
“ Dari sekian banyak anggrek disini menggunakan arang dan serabut kelapa serta batu bata sebagai penyerap air jika saat penyiraman, jadi kita tidak perlu repot-repot untuk menanamnya dengan menggantungkan tanaman lain, anggrek akan tetap hidup tanpa menggunakan tanah, dalam perawatannya dalam sehari kita harus melakukan penyiraman dua hari sekali saat pagi dan siang hari dan selanjutnya bila anggrek dalam masa pertumbuhan ataupun masih muda harus sering-sering diberikan panas matahari dalam jangka waktu dari pukul 07.00 wib-10.00 wib, bila kita melakukan penjemuran jangan terlalu lama karena akan mengkerdilkan tanaman anggrek tersebut, maka dari itu kita harus tetap menjaga suhunya agar terus stabil selanjutnya tanaman-tanaman tersebut kembali dimasukan dalam paranet agar panas matahari tidak langsung mengenai tanaman. Selain memberikan keuntungan, anggrek juga harus diberi pupuk khusus bila ingin mendapatkan kualitas yang sangat bagus seperti halnya diberikan pupuk perangsang saat mulai tumbuh dan pupuk perangsang saat mulai berbunga, untuk secara alami pupuk perangsang dapat menggunkan air kelapa muda supaya tumbuh kembang jauh lebih sempurna” ,  Tambahnya lagi.
Anggrek mempunyai nilai jual tersendiri beragam harga yang ada memberikan keuntungan bagi yang ingin membudidayakan tanaman tersebut, ogi sendiri dapat menjual hingga jutaan rupiah bila ada pesanan dalam skala besar, ia pun mengatakan untuk satu pot bunga anggrek yang siap kuncup ataupun masih tergolong sedang dihargai Rp.50.000,-, itu pun akan diberi diskon bila pemesanan dilakukan secara borongan belum lagi bila bunga sudah mulai berkembang bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
“ Banyak pelanggan kesini memesan tanpa harus minta untuk diantarkan kebanyakan mereka sendiri yang datang terkadang ada yang tak ingin dipot lagi karena sangat menginginkan anggrek-anggrek ini, dalam seminggu tanaman-tanaman anggrek saya bisa langsung habis bila bunga-bunganya sudah mulai berkembang” tambah ogi.(mg-amd)

Meraih untung dari mengolah ban bekas menjadi barang bernilai


Ban bekas bagi sebagian orang merupakan limbah yang tidak layak untuk digunakan lagi tapi ditangan sutrimo pria berumur 45 tahun asal pati jawa tengah ini bisa disulap menjadi menjadi barang yang bernilai tinggi, selain itu dari sebuah ban bekas tersebut bisa ia manfaatkan menjadi barang-barang yang bisa dipergunakan lagi.
“ saya merintis usaha ini sejak tahun 1994, kebetulan saya membuka usaha ini hanya sekedar untuk untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena semakin meningkat dan permintaan kian bertambah akhirnya usaha ini saya kembangkan lebih besar lagi, dengan dibantu 4 karyawaan saat ini”, ujar sutrimo.
Usaha yang selama ini ia tekuni sangat berbuah manis, karena peluang usaha ban bekas yang terletak di jalan manggis kelurahan panorama ini sangatlah menjanjikan dari sekian banyak ban yang ada pasti bisa digunakan kembali, seperti halnya ban bekas yang ada dapat dibentuk kursi, meja, Bak (Tempat penampungan air), pot bunga, kawat, sendal, ayunan, tempat sampah, tali derek untuk menimba air dan tali (Per)  bahan dasar untuk pembuatan tempat duduk seperti sofa.
“ Dalam dua hari saya bisa membuat kursi dan meja satu paket sesuai pesanan, untuk nilai jual sangat beragam karena kursi ini ditentukan dengan bentuk ukiran dan pewarnaan serta tingkat kerumitan pembuataannya, contohnya untuk sebuah kursi mampu mencapai Rp.100 ribu, biasanya untuk pesanan kursi dan meja satu set harganya mencapai seperti Rp.500 ribu hingga Rp.800 ribu, pesanan kursi biasanya akan semakin tinggi bila mendekati hari raya lebaran, pesanan yang ada akan berdatangan untuk segera dibuatkan. selain itu bukan ban saja diminati melainkan kawat dari ban  tersebut, karena  pemburu babi sering memesan untuk membuat perangkap dari kawat tersebut, untuk harga kawat mencapai Rp.30 ribu untuk satu gulungnya” ujarnya
Permintaan barang yang dibuat sutrimo saat ini sering diminati karena kualitas barang yang dibeli tidak gampang rusak karena bahan dasar ban terbilang sangat awet, sampai saat ini penjualan produk barangnya sudah didistribusikan ke ruko furniture, mebel dan pesanan dari luar kota bengkulu seperti curup, kepahiang, manna hingga linggau.
“ seperti saat ini musim penghujan mulai tiba, kebanyakan bak air jadi incaran ibu-ibu karena bak sangat bermanfaat untuk menampung air hujan dibandingkan memakai baskom berbahan plastik yang rawan pecah, untuk bak air yang saya buat hanya seharga Rp.60 ribu dijamin tidak mudah bocor ataupun pecah” tambahnya lagi.
Sutrimo sendiri bisa meraup untung hingga jutaan rupiah dalam sebulan untuk keuntungan bisa mencapai Rp.20 juta rupiah, dengan bermodalkan ban bekas yang ia dapat dari penadah, tukang bengkel, ataupun dari hasil pencarian sendiri, dalam sehari saja bisa 10 ban bekas yang datang ketempatnya dengan ukuran yang beragam mulai dari ban fuso, ban mobil, ban motor hingga sepeda semua bisa ia olah dan terpakai.
Untuk harga sebuah ban, sutrimo membelinya dengan harga Rp.20 ribu rupiah untuk ukuran paling besar, kemudian dari ban tersebut dapat dibentuk menjadi sedemikian rupa hingga menjadi barang yang bernilai, dimulai dari memotong, membentuk, mengukir, melipat hingga pengecatan semua dilakukannya dengan sangat tekun.
“saat ini memang usaha yang saya tempuh sangat menjanjikan, dengan modal ban bekas yang ada bisa saya olah dan terpakai, akan tetapi minimnya tenaga kerja yang benar-benar mau menekuni untuk membuat kerajinan ini sangat susah, karena kebanyakan tidak ada yang mau betul-betul belajar, sebenarnya untuk membuat kerajian dari ban ini tidak susah asalkan ada kemauan, kebanyakan anak-anak muda sekarang sudah jarang yang mau belajar apalagi ingin mengetahui bagaimana pembuatan kursi dari ban ini, mungkin pengaruh zaman sekarang tidak seperti saya dahulu ketika merintis usaha ini. sampai sekarang  walaupun saya sebagai pemilik usaha, saya tetap  turut membantu bila ada pesanan apalagi dalam jumlah banyak, maka dari itu dari karyawan yang ada saat ini saya hanya mengandalkan bantuan mereka bila sedang produksi  ditambah dengan anak saya juga yang ikut membantu karena kurangnya tenaga kerja” kata sutrimo.(Mg-AMD)

Hari Batik Nasional Berkah Bagi Penjual Batik Kain Basurek

 

suasana ramainya pembeli disalah satu rumah batik

Hari Batik Nasional  yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober,menjadi peruntungan tersendiri bagi penjual batik Kain Basurek diBengkulu, antusias para pembeli semakin tinggi dengan ikut serta menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat Bengkulu dengan kain basurek sebagai salah satu warisan budaya yang harus dijaga.

Tingginya permintaan  masyarakat Bengkulu terhadap Batik memberi dampak positif bagi para penjual,selain ikut menghidupkan usaha batik kain basurek dibengkulu juga ikut menanamkan nilai budaya Bengkulu.
Kain basurek sendiri merupakan hasil budaya turun temurun oleh para leluhur terdahulu dikalangan masyarakat Bengkulu,kain basurek atau batik kain basurek pada hakekatnya bermotif huruf kaligrafi bertuliskan huruf gundul,tidak hanya itu,motif yang paling menonjol adalah bunga Rafflesia salah satu ciri khas Bengkulu.
Adapun yang pertama mempelopori kegiatan pembuatan kain basurek adalah nyonya asyiya sang penggerak bagi para pengrajin dibengkulu yang ia kembangkan bagi masyarakat Bengkulu agar memiliki daya terampil dalam membuat kerajinan ini,telah banyak didirikan dan cabang-cabang agar kain basurek mempunyai daya jual serta yang tinggi untuk masyarakat luar tentang budaya yang dimiliki Bengkulu,telah kita ketahui peninggalan seperti ini harus dibudayakan karena telah lama dikembangkan sejak zaman kerajaan-kerajaan yang ada di Bengkulu  yang telah meninggalkan hasil-hasil budaya yang tinggi dan luhur nilainya,salah satu wujud diantaranya adalah kain basurek.  
“Kain basurek memiliki beberapa motif khusus yaitu motif kaligrafi,motif pohon hayat,motif rembulan,namun seiring berjalannya waktu motif ini mulai mengalami perubahan sesuai keinginan konsumen,contohnya saja motif kaligrafi  digabungkan dengan motif kupu-kupu,dahulu motif-motif lama hanya diperuntukan bagi kaum adat dan penjabat,maka dari itu untuk mencakup semua golongan strategi seperti inilah salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan” ujar Citra,penjual batik kain basurek Limura.Bengkulu.
Dari segi pembuatan,kain basurek memiliki tiga tehnik,yang pertama printing dengan menggunakan teknologi mesin untuk hasil produksinya,karena dari segi produksi tergolong besar dan hanya bisa dilakukan di jawa,untuk seluruh Indonesia,saat ini Bengkulu masih belum mampu untuk menggunakan teknologi tersebut.yang kedua cap,pembuatannya bisa dilakukan dirumah produksi sendiri,dan yang terakhir adalah Hand made(Buatan tangan) kain basurek dengan hand made atau batik tulis,selain itu batik tulis atau hand made merupakan batik yang lumayan mahal dibandingkan yang lainnya.karena proses pembuatan yang memakan waktu dan lebih rumit.
Citra menambahkan bila rumah produksinya hanya memiliki 3 tenaga ahli,diBengkulu saat ini hanya ada dua tempat yang memiliki fasilitas pembuatan batik,pertama diLimura dan yang kedua Bens Collection.akan tetapi dengan dicanangkannya hari batik nasional semoga masyarakat Bengkulu lebih mencintai produk sendiri tanpa harus keluar kota,walaupun untuk masalah harga tergolong masih bisa dijangkau,contohnya saja untuk kain batik,kami patok harga dari Rp.25.000,-Rp.700.000,-sesuai dengan kerumitan motif,pewarnaan dan tehnik pembuataanya.
Dalam sebulan kami bisa mendapatkan pendapatan lebih kurang Rp.10 juta,terkadang tidak menentu seperti saat ini,untuk memproduksi kain saja kami belum bisa,akibat kemarau kendala air menjadikan produksi kain tidak semaksimal seperti hari biasanya,karena dalam proses pembuatan kain basurek air menjadi bahan penting untuk proses melorot(pelepasan lilin ke kain).selain itu dari segi penjahitan kain basurek,kami menggunakan konveksi khusus dikudus,untuk mendapatkan kualitas yang bagus,maka dari itu mengapa harga kain basurek sedikit lebih mahal,karena diimbingai dengan biaya produksinya meski demikian minat masyarakat Bengkulu masih teregolong besar untuk membeli.tambah citra.
“Kain basurek,memiliki kualitas yang bagus dengan dasar kain katun yang halus,tidak panas ketika dipakai,bagi saya soal harga tidak jadi masalah asalkan sesuai dengan bagusnya barang,kain batik sudah menjadi hal wajib setiap berpakaian kekantor contohnya saja saya sekarang”,ujar indah pembeli kain basurek.
Batik kain basurek merupakan salah satu ikon untuk daerah Bengkulu yang menjadi wujud fisik budaya Bengkulu selain itu fungsi lain dari nilai yang terkandung pada kain basurek berkaitan dengan kehidupan dan keindahan alam dan flora serta fauna.yang memiliki nilai seni penting, dengan adanya peninggalan bersejarah yang sangat penting ini harus dilestarikan bagi generasi kedepan tentang arti budaya bagi masa yang akan datang terutama dengan adanya hari batik nasional saat ini.(.Amd)